Senin, 31 Agustus 2009

Menapak Merauke, Tanah Harapan dan Masa Depan Pertanian

Menapak Merauke, Tanah Harapan dan Masa Depan Pertanian Cetak E-mail
Sumber : DR. Ir. Yul H. Bahar
Senin, 17 November 2008

ImagePengantar dan Prolog

Sudah lama saya berkeinginan untuk dapat menapakkan kaki di tanah Merauke, kota paling timur Indonesia dan kabupaten sebelah selatan Provinsi Papua ini. Akhirnya keinginan dan impian itu tercapai jua dalam suatu perjalanan pada tanggal 3 Nopember 2008. Berkunjung ke Merauke pertama kali ini sungguh punya kesan tersendiri dan mendalam.
Perjalanan panjang dilakukan dengan Pesawat Merpati, memakan waktu sekitar 10 Jam dari Jakarta, akhirnya kami mendarat di Bandara Mopah Merauke sekitar jam 8.30 WITA, setelah transit di bandara Makassar, Biak dan Jayapura. Merauke boleh dikatakan kota terminal (tujuan akhir) dari jalur penerbangan pesawat besar ke daerah ini.
Kedatangan saya bersama tim dalam rangka menghadiri Pelatihan Refreshing Petugas Pengelola Data hortikultura, disamping monitoring dan supervisi pelaksanaan pengembangan hortikultura. Beruntung sekali kedatangan kami kesini disambut langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Marauke (Bapak Umar Ary Karim, S.Sos, MM, yang berasal dari Sidrap, Sulawesi Selatan). Beliau tentunya orang nomor satu dalam jajaran birokrasi pemerintahan daerah, yang kebetulan juga menjemput tamu lainnya dari Jakarta. Dengan beliau saya sempat berdisikusi mengenai keadaan dan perkembangan daerah ini.
Selama kunjungan disini kami berkesempatan juga diskusi dengan Asisten II bidang ekonomi, Kepala Aster II Lekol Handoko, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, serta petugas-petugas lapangan (mantri tani, PPL, dll). Disamping itu melakukan observasi ke lokasi pengembangan bawang merah dan mangga di kecamatan Tanah Miring dan kecamatan Semangga yang telah difasilitasi dengan dana APBN pembangunan hortikultura.
Kabupaten Merauke yang bermoto “Izakod Bekai Izakod Kai“ yang berarti Satu Hati Satu Tujuan, merupakan daerah yang punya potensi sumberdaya alam sangat besar, dengan masyarakat yang dinamis, aman tenteram, damai, tidak bergejolak, tidak ribut-ribut, sehingga masyarakat lebih fokus dalam melaksanakan kegiatanya, terutama bidang pertanian. Merauke adalah salah satu gerbang masuk ke Indonesia dari negara tetangga Australia maupun Papua New Guinea (PNG), karena itu pembangunan dan keberhasilan daerah ini sangat strategis dan sebagai show window kerberhasilan pembangunan nasional. Lebih jauh dari itu, Merauke telah merumuskan visinya yaitu “Agropolitan dan Lumbung Pangan Nasional
Sumberdaya dan Peluang Besar
Sering orang mengatakan bahwa pengembangan wilayah di Papua sulit karena medan dan alamnya berat penuh tantangan dan hambatan, belum lagi masalah keterbelakangan dan sosial budaya. Tetapi melihat kondisi sumberdaya alam, potensi wilayah, agroekosistem serta masyarakat disini tidaklah demikian adanya. Daerah Merauke umumnya merupakan dataran rendah yang sangat luas, sehingga potensial untuk pengembangan pertanian, hanya saja perlu gerakan, terobosan dan dukungan untuk pengembangannya.
Dari atas pesawat udara mendekati kota Merauke, sepanjang mata memandang yang terlihat hanyalah dataran yang luas, tidak ada gunung dan bukit, sebagian telah dikembangkan sebagai areal pertanian, namun masih banyak lagi yang terbengkalai belum dimanfaatkan. Lahan rawa disini sangat berbeda dengan daerah lain yang merupakan lahan gambut, disini merupakan lahan datar dan ber-rawa aluvial, sehingga cocok untuk mengembangkan berbagai jenis tanaman. Sumberdaya air justru melimpah dan jumlah curah hujan dan hari hujan sepanjang tahun juga banyak.
Permasalahan lebih banyak karena aspek sumberdaya manusia, karena kekurangan tenaga kerja ataupun penduduk untuk memanfaatkan potensi dan sumberdaya alam yang melimpah ini, disamping kemampuan dan adopsii teknologi budidaya pada masyarakat lokal yang masih rendah. Beruntung disini semenjak awal tahun 90-an telah banyak ditempatkan transmigran, mereka inilah yang menjadi andalan dan pelopor dalam mengolah dan memanfaatkan sumberdaya lahan tersebut untuk pembangunan pertanian, namun itupun dirasakan masih jauh dari cukup.
Saat ini Merauke punya lahan pertanian yang siap dikembangkan seluas 1,94 juta hektar dan lahan kering 0,55 juta hektar, hanya saja kondisi infrastruktur fisik wilayah yang kurang memadai, disamping kesulitan dalam akses pasar. Berbagai jenis tanaman pangan (terutama padi, jagung, kacang-kacangan dan biji-bijian) berkembang baik di daerah ini dengan produktivitas tinggi, sementara komoditas hortikultura yang pernah dibudidayakan juga sangat memuaskan, seperti kol, wortel, kacang panjang, cabe merah, bawang merah, ketimun dll. Dengan demikian tidaklah salah bila daerah ini telah dicanangkan oleh Presiden sebagai Lumbung Pangan dan Energi Nasional.
Pengembangan hortikultura
Pada tahun 2007 daerah ini telah mendapat alokasi dana untuk pengembangan komoditas hortikultura, terdiri dari bawang merah dan mangga, serta telah didukung dengan kegiatan pengembangan areal tanaman hortikultura. Pada tahun 2008 dari APBN masih mendapat bantuan untuk pengembangan komoditas bawang merah. Dengan dana APBD (Kabupaten maupun Provinsi, atau dana OTSUS) juga telah dilakukan pengembangan dan pembinaan komoditas hortikultura lainnya.
Disamping itu pada tahun 2007 dengan dana APBN terdapat kegiatan pengembangan penangkar benih bawang merah seluas 3 Ha yang ditangani oleh 5 orang petani maju berasal dari Brebes. Melalui DAK 2007 juga dilakukan kegiatan penangkaran benih bawang merah oleh 10 orang penangkar dengan areal seluas 3 Ha. Benih bawang merah yang dikembangkan adalah varietas; tiron, bangkok, illocos, bima, super philips. Serta benih biji tuktuk. Ternyata yang baik dan berhasil berkembang dan sesuai dengan kondisi daerah adalah bawang merah varietas Thailand (didatangkan dari Brebes), yang kemudian lebih banyak digunakan petani setempat.
Pengembangan bawang merah dari segi budidaya boleh dikatakan berhasil, teknologi budidaya telah dikuasai, karena umumnya petani bawang merah disini adalah para transmigran yang berasal dari Brebes, yang mana mereka sudah sangat mengerti dan berpengalaman dalam budidaya bawang merah. Begitu juga dalam penangkaran benihnya, meskipun hasil dan kualitasnya masih sedikit kalah bersaing dengan bawang merah Brebes. Disamping benih, sarana produksi dan pengolahan lahan, untuk meningkatkan kemampuan budidaya, dalam paket bantuan juga telah dilengkapi dengan kegiatan sosialisasi budidaya, SL-PHT dan SL-Budidaya.
Permasalahan yang dihadapi yaitu pemasaran, karena setelah berproduksi tidak dapat dijual disamping masuknya bawang merah dari daerah lain (terutama Brebes) dengan harga dan kualitas lebih baik. Disamping pasar lokal yang daya serapnya terbatas, sasaran pemasaran selama ini adalah ke Timika, namun bila bawang merah dari Brebes masuk maka bawang dari Merauke akan kalah bersaing. Sampai sekarang jumlah petani bawang merah ini masih banyak, meskipun dalam agribisnisnya mengalami jatuh bangun. Pengembangan bawang merah disini punya potensi sangat besar, karena petani sudah berpengalaman dan menguasai teknologi, lahan subur yang sangat luas. Bila ditangani secara serius dan ada jaminan pasar maka produktivitas dan kualitasnya tidak akan kalah dengan bawang brebes, mungkin bisa melebihi.
Pengembangan komoditas mangga arum manis dilakukan di kecamatan Semangga (kampung Urumb, Batara dan Manggap Naggo) yang merupakan daerah penduduk asli Merauke, yaitu suku Marind. Tampak disini tanaman mangga yang diberikan tidak terawat, hanya dibiarkan begitu saja (meskipun sebelumnya diberi pagar dan pupuk), yang tertinggal banyak pagarnya saja, tanaman banyak yang mati. Pemilihan lokasi dan komoditas pada daerah ini nampaknya kurang tepat karena suku marind tidak terbiasa dengan budidaya mangga. Disini sudah banyak terdapat pohon mangga yang besar dan tua merupakan tanaman warisan dari pendahulu mereka. Bila tanaman ini berbuah (seperti bulan-bulan sekarang ini sampai Januari) maka buahnya melimpah dan tidak dapat dijual, atau tidak biasa menjualnya, sementara untuk konsumsi sangat terbatas. Inilah yang menyebankan perhatian masyarakat pada tanaman mangga bantuan pemerintah ini kurang begitu baik.
Upaya dan Terobosan Pertanian
Sadar akan potensi dan kekuatan daerahnya, maka dalam pengembangan pertanian saat ini Pemerintah Daerah memberikan perhatian khusus dalam bentuk insentif, fasilitasi, bantuan dan berbagai kemudahan. Disini bagi kelompok tani yang mampu melakukan perluasan areal tanam pangan seluas 15 Ha maka akan diberi insentif sebuah buah handtractor, dan bagi kelompok tani yang berhasil mengembangkan lahan seluas 100 Ha diberi insentif sebuah minitraktor. Ini tentunya sebagai suatu komitmen dan rangsangan bagi masyarakat untuk berpacu mengembangkan pertaniannya.
Kebijakan lain, PEMDA melakukan pembukaan dan pengolahan lahan baru dengan menggunakan minitraktor yang dilayani secara gratis. Masyarakat tani melalui kelompok tani cukup mengajukan lahan yang akan dikembangkan, rencana penanaman dan rencana kegiatan kelompoknya. Selanjutnya pemerintah (Dinas Tanaman Pangan) akan melakukan pembukaan lahan (dengan traktor) sampai menjadi siap tanam, disamping itu juga diberikan bantuan benih secara gratis. Petani hanya bertugas dan bertanggung jawab menanam dan merawat tanamanannya. Fasilitasi ini direncanakan untuk tiga kali musim tanam, yang diperkirakan masyarakatnya sudah mampu mandiri, selanjutnya petani harus mampu mengelola sendiri.
Jajaran PEMDA, terutama Dinas Tanaman Pangan telah aktif dan intensif melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat tani, serta mengkoordinasikan berbagai kegiatan pembangunan pertanian dari berbagai sumber pendanaan. Untuk itu telah ditetapkan kawasan dan sentra produksi berbagai jenis tanaman pada daerah yang cocok sesuai agroekosistem dan kultur masyarakatnya, setelah melakukaan inventarisasi dan penataan ulang peruntukan wilayah.
PEMDA juga telah mengundang dan mendapat komitmen dari beberapa perusahaan besar untuk membangun pertanian daerah ini, antara lain; perusahaan Bangun Tjipta, Comexindo International, Medco Group, Digul Agro Lestari, Uata Agrotama Group, Wolo Agro Makmur dll. PEMDA telah memberikan fasilitasi dan berbagai kemudahan bagi investor dan perusahaan swasta yang masuk dan membangun pertanian disini, sebagian diantara mereka sudah beraktifitas di lapangan.
Strategi dan Pendekatan
Pengembangan pertanian di Merauke punya prospek bagus dan punya harapan sangat besar, untuk itu memerlukan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, baik pemerintah, PEMDA maupun swasta. Melihat kondisi, fakta dan potensi pengembangan pertanian disini, maka beberapa strategi dan pendekatan yang perlu dilakukan, antara lain;
  1. Membangun dan menyempurnakan infrastruktur fisik wilayah untuk mendukung agribisnis, seperti jalan utama, jalan pertanian, irigasi, drainse, jembatan. Begitu luasnya daerah ini tentunya memerlukan infrastruktur jalan untuk mencapai sentra produksi, memudahkan akses membawa input dan produksi pertanian, serta memudahkan perekonomian wilayah.
  2. Pengembangan dan penerapan mekanisasi pertanian secara intensif, dan besar-besaran, mulai dari proses pengolahan lahan, penanaman, panen dan penanganan pasca panen. Penggunaan traktor menengah dan besar, transplanter, combine harvester, pompanisasi sudah selayaknya diaplikasikan. Dengan keterbatasan jumlah penduduk dan areal pertanian yang luas, maka mekanisasi merupakan keharusan, sehingga lahan dapat diusahakan secara maksimal untuk agribisnis.
  3. Peningkatan kapasitas petani dan penguatan kelembagaan agribisnis. Melalui pelatihan, penyuluhan dan demonstrasi teknik budidaya sehinga usahatani dapat dilakukan secara baik. Kelembagaan agribisnis dalam bentuk kelompok tani, koperasi, Gapoktan, penangkar benih, asosiasi merupakan media untuk memudahkan pembinaan maupun melakukan usaha bersama.
  4. Pemilihan komoditas yang tepat dengan penggunaan benih bermutu varietas unggul penting untuk menjamin produksi. Karena itu penyediaan dan promosi penggunaan benih bermutu perlu dilakukan, disamping membangun Balai Benih dan pembinaan penangkar.
  5. Pengolahan hasil dan pengembangan industri pengolahan skala kecil dan menengah dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah, meningkatkan daya simpan produk, diversifikasi produk, serta memudahkan pemasaran.
  6. Fasilitasi pemasaran, promosi hasil dan pengembangan kemitraan usaha untuk ekspansi pemasaran ke daerah lain, maupun jaminan pemasaran ke perusahaan tertentu. Mengingat akses pemasaran masih terbatas di daerah setempat, bahkan justru produk luar yang masuk ke daerah ini, maka pengembangan pemasaran perlu difasilitasi.
Pengembangan sumberdaya manusia adalah salah satu pengungkit (leverage) dalam pembangunan pertanian disini, karena itu pembangunan pendidikan Politeknik Agribisnis sudah dirancang dan perlu segera diwujudkan, tentunya sangat diharapkan bantuan dari Departemen Pertanian maupun Departemen Pendidikan Nasional.
Penutup
PEMDA Merauke telah merancang program alternatif untuk solusi krisis pangan dan energi bangsa dengan nama MIFEE (Merauke Integrated Food and Energy Estate), yang diupayakan untuk menggerakkan dan mengundang berbagai pihak untuk berpartisipasi dalam pengembangan pangan dan energi berbasis pangan di Merauke. Ditetapkannya Merauke sebagai lumbung pangan dan energi nasional adalah suatu peluang besar, dan bila ini ditangani serius maka tidaklah mimpi bila suatu saat ketahanan pangan nasional kita tercukupi dari ujung timur Indonesia ini.
Memang perlu upaya dan kegiatan khusus untuk pengembangan sarana fisik wilayah pendukung pengembangan pangan tersebut, diperlukan pembuatan drainase, jalan usahatani dan tata air mikro sehingga lahan dapat dimanfaatkan secara optimal. Diperlukan terobosan dan langkah besar untuk membangun pertanian daerah ini. Untuk itu PEMDA berupaya melobi Pemerintah (Pusat) untuk menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan dan energi nasional, tentunya berikut dengan program dan kegiatan yang spektakuler. Kalaulah program pengembangan Sawah Sejuta Hektar yang dulu dicanangkan Presiden Suharto dilaksanakan disini, maka tentulah akan berhasil dengan baik.
Pemutakhiran Terakhir ( Senin, 17 November 2008 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.