Senin, 31 Agustus 2009

PROMOSI DAN SOSIALISASI MELALUI TULISAN

PROMOSI DAN SOSIALISASI MELALUI TULISAN Cetak E-mail
Sumber : Dr. Ir. Yul H. Bahar
Kamis, 09 Oktober 2008
ImageAkhir bulan puasa sebelum lebaran 1429 H ini, saya ditawari buku novel oleh seorang staf Ditjen Hortikultura berjudul “Mintari Penyuluh Terampil yang Cintanya Rumpil” karangan Ir. Achmad Sobari Prasodjo. Novel ini merupakan penyajian kembali tulisan beliau dalam bentuk buku yang pernah dimuat di Tabloid Sinar Tani dalam bentuk Cerita Bersambung dalam periode penerbitan yang cukup panjang.

Mengenai pengarangnya tentunya banyak aparat Departemen Pertanian sudah kenal, karena beliau pernah menjadi pejabat di Departemen Pertanian, antara lain; Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan, Sekretaris Menteri Pertanian semasa Menteri kita adalah Dr. Ir. Muhammad Prakoso dan banyak jabatan struktural lainnya. Setelah purna bhakti, beliau masih sangat energik, dan saat ini beliau dipercaya sebagai Pemimpin Umum/Penanggung Jawab Tabloid Sinar Tani.

Setelah mendapatkan buku tersebut, di sela-sela cuti dan liburan dalam merayakan hari Iedul Fitri 1429 H kemaren ini, saya berhasil menamatkan membaca novel tersebut secara tuntas. Dari judulnya sudah dapat ditangkap bahwa isinya akan bercerita masalah dan ragam pertanian. Selanjutnya saya punya kesan mendalam terhadap penyajian dan isi novel ini, antara lain;

1. Merupakan novel yang spesifik menceritakan sejarah, keadaan, berbagai ragam kegiatan dan komoditas, serta visi (harapan) pertanian ke depan yang dirangkai dalam bahasa dan gaya yang menarik, sehingga mampu membangkitkan gairah pembacanya untuk lebih mendalami masalah pembangunan pertanian dan pedesaan secara baik.

2. Mempunyai alur cerita berbagai tokoh dan karakter orang yang menarik, unik, antagonis, atraktif, optimis, dll, namun selalu terkait dengan masalah pertanian, disini Mintari dan Sukismo sebagai tokoh sentralnya. Meskipun belum sampai pada kesimpulan, sudah dapat diperkirakan bahwa cerita ini berakhir dengan happy ending dan kebanggaan akan pertanian.

3. Membuka wawasan pembaca akan keterkaitan berbagai aspek pembangunan pertanian (perbenihan, budidaya, penyuluhan, pengolahan, pemasaran, sarana infrastruktur dll) dan keterkaitannya dengan aspek lainnya (kesehatan masyarakat, industri, bisnis, keuangan dll)

4. Membandingkan keadaan pertanian, kemajuan teknologi, budaya, etos kerja dan masyarakat di negara kita dengan negara maju, khususnya jepang, serta perbandingan keadaan pertanian antar daerah sehingga dapat sebagai acuan dan gambaran seperti keadaan sebenarnya.

5. Menceritakan kondisi dan fungsi kelembagaan pemerintah dan swasta, organisasi masyarakat, organisasi pertanian, program dan kegiatan dalam pembangunan pertanian.

6. Mengemukakan percaturan, lika-liku dan persaingan antar tokoh (peran) dalam cerita, menggambarkan antara keluguan, keinginan, trik, profesionalisme, ambisi dan cinta hal ini juga terkait dengan pesan moral, norma-budaya dan keagamaan.

7. Menyajikan keadaan dan perkembangan pendidikan, keterampilan dan arti pentingnya pendidikan sebagai pengungkit dalam mencapai ambisi/visi, cita-cita dan kesuksesan (pada masyarakat desa, perkotaan bahkan negara maju).

Dengan kepiawaian Bapak Sobari mengemas berbagai cerita, lokasi, kejadian, karakter, situasi dan imajinasi, dalam suatu tulisan yang cantik dan menarik, akhirnya dengan tidak terasa kita akan hanyut dalam cerita dan memaknai apa itu sebenarnya pembangunan pertanian, yang akhirnya juga dapat membangkitkan dorongan dan dukungan pada pembangunan pertanian. Meskipun merupakan fiksi, namun karena novel ini ditulis oleh orang yang mengalami sendiri dan menjadi aktor dalam pembangunan pertanian, maka novel ini terasa enak dibaca. Ini merupakan salah satu cara dan media promosi dan advokasi pembangunan pertanian kepada berbagai khalayak.

Saya merasa salut dan bangga dengan hadirnya novel buah karya Bapak Sobari ini, novel ini saya pikir perlu dibaca oleh insan pertanian sebagai salah satu rujukan dan pembuka wawasan. Bila seandainya novel ini dapat ditayangkan dalam bentuk sinetron ataupun film layar lebar mungkin akan sangat menarik. Ini mungkin bisa dianalogikan dengan kisah novel Ayat-Ayat Cinta yang sebelumnya tidak begitu dikenal orang, namun setelah dikemas dan ditayangkan di media cinema ternyata menjadi menggelegar dan mencengangkan, bahkan presidenpun merasa perlu menontonya.

Pada waktu halal bil halal Departemen Pertanian kemarin (6 Oktober 2008), dalam suatu kesempatan saya sempat bertemu dengan Bapak Ir. Sobari, sipengarang novel tersebut. Saya katakan kepada beliau bahwa saya telah tamat membaca novel Mintari dan Sukismo karangan Bapak, saya sangat terkesan dan bangga pada tulisan itu, ini adalah salah satu bentuk karya besar yang telah mampu disajikan kepada semua insan yang terkait dengan pertanian. Selanjutnya perlu promosi, sosialisasi dan garapan artistik terhadap hasil karya besar ini sehingga memberikan manfaat dan dampak lebih besar.

Sewaktu saya masih kecil (kira-kira kelas 4 SD) di kecamatan Bonjol (Sumatera Barat) saya pernah membaca buku sejarah dan ilmu bumi yang disajikan dan dirangkai dalam bentuk novel, dengan judul Bujang Pasaman. Novel ini memberi kesan mendalam dan sangat saya senangi, karena menceritakan perjalanan Bujang Pasaman dari Air Bangis melalui darat ke kota Padang, dan kembali lagi ke Air Bangis melalui laut. Perjalanan ini melalui berbagai daerah yang dilengkapi dengan cerita keadaan dan potensi daerah yang dilalui (benda, monumen, sungai, sejarah, hutan, pertanian, dll), keadaan sosial dan budaya masyarakat kabupaten Pasaman, sehingga menarik sekali untuk dibaca dan menimbulkan kesan mendalam, yang akhirnya mampu memberikan perspektif tentang kabupaten Pasaman dan daerah yang dilalui Bujang Pasaman.

Sekitar tahun 1992 di Jepang saya juga pernah membaca sebuah novel (berbahasa inggris) mengenai pertanian padi di Jepang. Novel ini menggambarkan isi surat menyurat antara seorang petani Jepang dengan anaknya yang sedang sekolah menuntut ilmu di Amerika Serikat. Novel berisi tentang keadaan perkembangan petani dan padi di Jepang, bagaimana penghargaan masyarakat Jepang pada beras, perkembangan teknologi dan konsolidasi lahan, filosofi kenapa padi perlu diproteksi di Jepang, upaya menghadapi intervensi pasar internasional pada petani Jepang, perbandingannya petani Jepang dengan Amerika Serikat, perbandingan beda kepentingan antara globalisasi perdagangan yang diinginkan Amerika Serikat dan kroninya dengan upaya melindungi petani Jepang, dlsb. Ternyata masalah padi ini bila dikemas dalam suatu novel dengan gaya dan bahasa yang baik memberikan kesan yang sangat bagus, mampu membentuk opini masyarakat, yang akhirnya meningkatkan apresiasi masyarakat kepada pertanian dan mendukung pada kebijakan proteksi pertanian yang diambil oleh pemerintah.

Selanjutnya kita perlu mencari orang serta membangkitkan cerita dan novel-novel menarik tentang pembangunan pertanian (termasuk agribisnis dan industri hortikultura) untuk disajikan secara cantik, menarik, mengalir dan berbobot. Sebenarnya banyak hal-hal menarik yang dapat digali dalam meningkatkan apresiasi, citra dan cinta pada pembangunan pertanian, baik dalam bentuk novel, cerpen, cerbung, legenda, lelucon, anekdot dll. Ceritanya tentu juga berisi berbagai kemajuan dan kesuksesan, pembelajaran dari kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan, partisipasi masyarakat dan pelaku usaha, misi-misi pembangunan pertanian, harapan dan tantangan.

Mencari orang yang tertarik dan mau menggeluti ini memang sulit, namun bila didapatkan akan mampu memberikan citra positif terhadap pembangunan pertanian (hortikultura), siapa mau memulai......., hayoooo.....

Pemutakhiran Terakhir ( Kamis, 09 Oktober 2008 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.